TRACER STUDY ALUMNI DAN PENGGUNA LULUSAN

Kalender Kegiatan

Mon Tue Wed Thu Fri Sat Sun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

 

Jenjang Kualifikasi dalam KKNI – STIKES RS BAPTIS

Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 21 Tahun 2014 tentang Pedoman Penerapan KKNI, Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja, serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

Penyetaraan capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui pendidikan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI terdiri atas:

  • lulusan pendidikan dasar (SMP) setara dengan jenjang 1;
  • lulusan pendidikan menengah (SMA) paling rendah setara dengan jenjang 2;
  • lulusan Diploma 1 paling rendah setara dengan jenjang 3;
  • lulusan Diploma 2 paling rendah setara dengan jenjang 4;
  • lulusan Diploma 3 paling rendah setara dengan jenjang 5;
  • lulusan Diploma 4 atau Sarjana Terapan dan Sarjana paling rendah setara dengan jenjang 6;
  • lulusan Magister Terapan dan Magister paling rendah setara dengan jenjang 8;
  • lulusan Doktor Terapan dan Doktor setara dengan jenjang 9;
  • lulusan pendidikan profesi setara dengan jenjang 7 atau 8;
  • lulusan pendidikan spesialis setara dengan jenjang 8 atau 9.

Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan KKNI di jalur pendidikan diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan KKNI Bidang Pendidikan Tinggi.

Program Vokasi (Associate Degree)

Program vokasi adalah pendidikan tinggi yang berfokus pada penguasaan keahlian terapan tertentu. Vokasi memiliki berbagai jenis jenjang studi, mulai dari D1, D2, D3, dan D4.

Akan tetapi, saat ini, prodi D1 dan D2 sudah jarang ditemukan. Sebagian besar perguruan tinggi biasanya memiliki 2 program vokasi saja, yaitu D3 dan D4.

 

Apa itu D3?

D3 atau Diploma 3 adalah jenjang studi dengan waktu tempuh selama 3 tahun. Ada 109 SKS mata kuliah yang harus ditempuh untuk mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md).

Lulusan D3 juga bisa melanjutkan studi ke jenjang S1 yang dikenal sebagai program ekstensi yang memakan durasi kurang lebih 1 - 2 tahun masa pendidikan.
 

Perkuliahan D3

Inti pengajaran pada program D3 lebih mengutamakan keterampilan dan keahlian. Komposisi mata kuliahnya terdiri dari 60% praktik dan 40% teori. Jenjang studi ini ramai diminati karena durasi kuliah yang lebih singkat dan bertujuan menghasilkan tenaga profesional siap kerja.
 

Tugas Akhir D3

Program D3 tidak mengerjakan skripsi, tetapi mahasiswa wajib mengerjakan laporan praktik kerja lapangan (magang). Jika mengambil jurusan D3 Akuntansi, bisa magang di instansi pemerintah atau swasta.

 

Program Sarjana (Bachelor Degree)

Program sarjana adalah pendidikan tinggi yang berfokus pada penguasaan kemampuan teoritis. Dari pengertiannya saja kita sudah bisa menyimpulkan bahwa Sarjana memiliki komposisi teori yang lebih banyak dibandingkan dengan Vokasi. Sarjana cocok bagi yang mempunyai ketertarikan sungguh-sungguh terhadap bidang ilmu sains, sosial, dan humaniora. Terdapat 3 tingkatan sarjana, yaitu S1, S2, dan S3. Semakin tinggi, semakin mendalam pula ilmu yang dipelajari.

 

Apa itu S1?

S1 adalah pendidikan tinggi yang umumnya ditempuh selama 4 tahun. Lulusannya memperoleh gelar Sarjana diikuti dengan bidang keahlian yang dipilih. Misalnya, S.M  untuk Sarjana Manajemen dan S.Ak untuk Sarjana Akuntansi

 

Perkuliahan S1

Seperti yang dikatakan di awal, kurikulum S1 lebih mengedepankan teori. Mahasiswa harus rajin membaca dan menganalisa. Tak jarang, dosen memberikan tugas esai untuk menguji kemampuan kamu terhadap materi yang diajarkan.

 

Tugas Akhir S1: Skripsi

Syarat untuk lulus S1 adalah menyusun skripsi, yaitu karya tulis ilmiah yang tersusun secara sistematis. Mahasiswa diminta menggali, menganalisis dan memecahkan fenomena berdasarkan teori yang telah dipelajari. Proses penulisannya pun lebih lama, tergantung tingkat kesulitan dan dosen pembimbing.

 

Ki Hajar Dewantara dan Sejarah Hari Pendidikan Nasional - Suara Surabaya

 

Menurut Ki Hadjar Dewantara, hakikat pendidikan adalah usaha memasukkan nilai-nilai budaya ke dalam diri peserta didik, sehingga membentuknya menjadi manusia yang utuh baik jiwa dan rohaninya, sehingga dapat mengatasi masalah yang mereka alami dengan memberikan kebebasan berpikir yang luas.

Tokoh filsafat pendidikan Ki Hajar Dewantara terlahir dengan nama Raden Mas Suwardi Suryaningrat pada tanggal 2 Mei 1889. Sebagai tokoh nasional yang dihormati dan disegani baik oleh kawan maupun lawan, Ki Hadjar Dewantara sangat kreatif, dinamis, jujur, sederhana, konsisten, konsekuen dan juga berani. Beliau memiliki wawasan yang sangat luas dan selalu tidak berhenti berjuang untuk bangsa hingga akhir hayat.

Ki Hadjar Dewantara pernah mengajukan konsep pendidikan Tri Pusat pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan, yaitu:
1. pendidikan keluarga
2. pendidikan dalam alam perguruan
3. pendidikan dalam alam pemuda atau masyarakat.

Selain Tripusat pendidikan Ki Hadjar Dewantara mengemukakan ajaran Trikon. Teori Trikon merupakan usaha pembinaan kebudayaan nasional yang mengandung tiga unsur yaitu:
a. Dasar Kontinuitas
Dasar kontinuitas berarti bahwa budaya, kebudayaan atau garis hidup bangsa itu sifatnya kontinu atau berulang, bersambung dan tak terputus-putus.
b. Dasar Konsentris
Dasar konsentris berarti bahwa dalam mengembangkan kebudayaan harus bersikap terbuka, namun juga kritis dan selektif terhadap pengaruh kebudayaan yang ada di sekitar
c. Dasar Konvergensi Dasar
konvergensi mempunyai arti bahwa dalam membina karakter bangsa, bersama bangsa lain harus terbinanya karakter dunia sebagai kesatuan umat sedunia atau konvergen, tanpa harus mengorbankan identitas bangsa yang satu dan lainnya

Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara adalah pendidikan yang memerdekakan dengan tujuannya adalah kemerdekaan. Merdeka berarti setiap orang dapat memilih menjadi apa saja, dengan catatan adanya penghargaan terhadap kemerdekaan yang dimiliki orang lain juga.

Dalam Sistem Among, maka setiap pamong sebagai pemimpin dalam proses pendidikan diwajibkan bersikap:
a. Ing ngarsa sung tuladha
Ing ngarsa sung tuladha mengandung makna, sebagai pendidik adalah orang yang lebih berpengetahuan dan berpengalaman, hendaknya mampu menjadi contoh yang baik atau dapat dijadikan sebagai “central figure” bagi siswa
b. Ing madya mangun karsa
Ing madya mangun karsa makna bahwa pamong atau pendidik sebagai pemimpin hendaknya mampu menumbuh kembangkan minat, hasrat dan kemauan anak didik untuk dapat kreatif dan berkarya, guna mengabdikan diri kepada cita-cita yang luhur dan ideal.
c. Tutwuri Handayani
Tutwuri berarti mengikuti dari belakang dengan penuh perhatian dan penuh tanggung jawab berdasarkan cinta dan kasih sayang yang bebas dari pamrih dan jauh dari sifat authoritative, possessive, protective dan permissive yang sewenang-wenang.
Sedangkan handayani berarti memberi kebebasan, kesempatan dengan perhatian dan bimbingan yang memungkinkan anak didik atas inisiatif sendiri dan pengalaman sendiri, supaya mereka berkembang menurut garis kodrat pribadinya

Selamat Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2022!


Pengunjung

We have 144 guests and no members online

© 2016 STIE Pasundan. All Rights Reserved.