TRACER STUDY ALUMNI DAN PENGGUNA LULUSAN

Kalender Kegiatan

Mon Tue Wed Thu Fri Sat Sun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Ki Hajar Dewantara dan Sejarah Hari Pendidikan Nasional - Suara Surabaya

 

Menurut Ki Hadjar Dewantara, hakikat pendidikan adalah usaha memasukkan nilai-nilai budaya ke dalam diri peserta didik, sehingga membentuknya menjadi manusia yang utuh baik jiwa dan rohaninya, sehingga dapat mengatasi masalah yang mereka alami dengan memberikan kebebasan berpikir yang luas.

Tokoh filsafat pendidikan Ki Hajar Dewantara terlahir dengan nama Raden Mas Suwardi Suryaningrat pada tanggal 2 Mei 1889. Sebagai tokoh nasional yang dihormati dan disegani baik oleh kawan maupun lawan, Ki Hadjar Dewantara sangat kreatif, dinamis, jujur, sederhana, konsisten, konsekuen dan juga berani. Beliau memiliki wawasan yang sangat luas dan selalu tidak berhenti berjuang untuk bangsa hingga akhir hayat.

Ki Hadjar Dewantara pernah mengajukan konsep pendidikan Tri Pusat pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan, yaitu:
1. pendidikan keluarga
2. pendidikan dalam alam perguruan
3. pendidikan dalam alam pemuda atau masyarakat.

Selain Tripusat pendidikan Ki Hadjar Dewantara mengemukakan ajaran Trikon. Teori Trikon merupakan usaha pembinaan kebudayaan nasional yang mengandung tiga unsur yaitu:
a. Dasar Kontinuitas
Dasar kontinuitas berarti bahwa budaya, kebudayaan atau garis hidup bangsa itu sifatnya kontinu atau berulang, bersambung dan tak terputus-putus.
b. Dasar Konsentris
Dasar konsentris berarti bahwa dalam mengembangkan kebudayaan harus bersikap terbuka, namun juga kritis dan selektif terhadap pengaruh kebudayaan yang ada di sekitar
c. Dasar Konvergensi Dasar
konvergensi mempunyai arti bahwa dalam membina karakter bangsa, bersama bangsa lain harus terbinanya karakter dunia sebagai kesatuan umat sedunia atau konvergen, tanpa harus mengorbankan identitas bangsa yang satu dan lainnya

Konsep Pendidikan Ki Hadjar Dewantara adalah pendidikan yang memerdekakan dengan tujuannya adalah kemerdekaan. Merdeka berarti setiap orang dapat memilih menjadi apa saja, dengan catatan adanya penghargaan terhadap kemerdekaan yang dimiliki orang lain juga.

Dalam Sistem Among, maka setiap pamong sebagai pemimpin dalam proses pendidikan diwajibkan bersikap:
a. Ing ngarsa sung tuladha
Ing ngarsa sung tuladha mengandung makna, sebagai pendidik adalah orang yang lebih berpengetahuan dan berpengalaman, hendaknya mampu menjadi contoh yang baik atau dapat dijadikan sebagai “central figure” bagi siswa
b. Ing madya mangun karsa
Ing madya mangun karsa makna bahwa pamong atau pendidik sebagai pemimpin hendaknya mampu menumbuh kembangkan minat, hasrat dan kemauan anak didik untuk dapat kreatif dan berkarya, guna mengabdikan diri kepada cita-cita yang luhur dan ideal.
c. Tutwuri Handayani
Tutwuri berarti mengikuti dari belakang dengan penuh perhatian dan penuh tanggung jawab berdasarkan cinta dan kasih sayang yang bebas dari pamrih dan jauh dari sifat authoritative, possessive, protective dan permissive yang sewenang-wenang.
Sedangkan handayani berarti memberi kebebasan, kesempatan dengan perhatian dan bimbingan yang memungkinkan anak didik atas inisiatif sendiri dan pengalaman sendiri, supaya mereka berkembang menurut garis kodrat pribadinya

Selamat Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2022!


Pengunjung

We have 224 guests and no members online

© 2016 STIE Pasundan. All Rights Reserved.