Khemal Youwangka
No. Pokok : 20142105
Jurusan : Manajemen Pemasaran
Jika kita bertanya kepada seluruh Rakyat Indonesia “ Apakah anda tahu Garuda Indonesia ? “ saya rasa tidak akan ada seorang pun yang tidak mengetahui Maskapai kebanggaan Rakyat Indonesia yang sudah berdiri sejak tahun 1950 dan memulai penerbangan pertama keluar negeri dengan membawa rombongan haji ke Mekkah tahun 1956 serta pernerbangan ke Amsterdam pada tahun 1965.
Perusahaan yang mempunyai visi dan misi menjadi “ Penerbangan yang handal dengan menyediakan layanan berkualitas untuk melayani orang dan barang di seluruh dunia dengan keramahan Indonesia. Pembawa Bendera Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia, mendukung pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan layanan perjalanan udara profesional “ akan menjadi slogan internal perusahaan semata bukan lagi menjadi milik bangsa Indonesia.
Kenapa hanya sekedar slogan ? Karena dibalik kebanggaan kita mempunyai Armada kelas Dunia dengan prestasi menyabet peringkat pertama dalam kategori World's Best Cabin Staff 2016 di World Airline Awards, yaitu ajang penghargaan bergengsi untuk penerbangan dunia yang diselenggarakan oleh Skytrax dan merupakan yang ketiga kalinya diterima oleh Garuda Indonesia sejak tahun 2014. Ternyata terdapat 61% rakyat Indonesia yang belum pernah naik pesawat (Citilink , 2015) dan jika pun pernah naik pesawat rata rata memilih penerbangan Low Cost Carrier yang saat ini didominasi oleh Maskapai Lion Air dan Air Asia.
Mungkin ada ingat dengan kasus yang terjadi di bulan April 2015, seorang remaja yang bernama Mario Steve Ambarita (21) nekat naik roda pesawat Garuda Indonesia penerbangan Pekanbaru-Jakarta. Terlepas dari issue bahwa anak tersebut menderita kejiwaan akan tetapi kita harus melihat dari Kacamata Lain bahwa keinginan naik pesawat bangsa Indonesia sangatlah tinggi, ingatkah pada saat kita waktu kecil selalu berteriak kepada pesawat lewat “Kapal minta uang, Kapal minta uang “ . Bisa dibayangkan jutaan orang di Indonesia hanya memandang ke langit dan berharap suatu saat mereka bisa menaiki kapal terbang .
Saat ini Garuda hanya berbangga menjadi World’s Best Cabin Staff, tetapi berdasarkan data pertumbuhan pada 2015, Garuda Indonesia mengalami pertumbuhan penumpang minus (-) 6% di semester satu ini bila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Hal ini terjadi karena Garuda kurang bisa menangkap pasar. Pasar yang dibidik garuda terlalu Premium Class, apalagi untuk penerbangan ke luar negeri.
Fakta saat ini penerbangan luar negeri didominasi oleh maskapai yang berbasis di Timur Tengah, menurut laporan baru dari Transportasi Udara Association International (IATA). Operator-operator Timur Tengah membukukan kenaikan gabungan dari lalu lintas penumpang udara lebih dari 12,1 persen pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Maskapai penerbangan Amerika Latin mencatat tingkat pertumbuhan penumpang tertinggi kedua tahun lalu dengan kenaikan 8 persen, diikuti oleh operator Afrika, yang melihat peningkatan gabungan dari 5,5 persen selama periode yang sama. Maskapai penerbangan di wilayah ini sangat cepat menanggapi peningkatan penumpang. Emirates, Etihad, dan Qatar Airways, merupakan tiga besar operator Timur Tengah, mengumumkan pesanan untuk 393 pesawat komersial baru di Dubai Airshow. Etihad dan Qatar Airways adalah dua pelanggan proyek pesawat komersial dengan Etihad mewakili Boeing 777X dan Qatar Airways mewakili Airbus A350 XWB.
Jika dilihat dari tipikal Masyarakat Indonesia saat ini bepergian sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia, berdasarkan laporan Visa bertajuk “Mapping the Future of Global Travel and Tourism in Asia Pacific” yang memprediksi tren perjalanan dan wisata dalam kurun waktu 10 tahun ke depan (2015 hingga 2025), menyebutkan bahwa Indonesia diprediksi akan mengalami pertumbuhan pengeluaran saat bepergian tertinggi se-Asia Pasifik dengan peningkatan sebesar 211%, yang awalnya hanya US$ 5,1 milyar pada tahun 2015 menjadi US$ 16 milyar pada tahun 2025.
“Melakukan perjalanan ke luar negeri akan menjadi sebuah hal yang umum dan mudah dilakukan berkat adanya perubahan demografis yang diikuti dengan perkembangan teknologi. Kedua hal ini membuat perjalanan ke luar negeri menjadi semakin mudah dan terjangkau. Selain itu, keberadaan kartu pembayaran yang memudahkan pembayaran, aman, dan diterima di banyak destinasi di dunia menjadi pilihan utama bagi para pemegang kartu kredit Visa di Indonesia yang melakukan perjalanan rata-rata ke 4,8 negara di 2015," ujar Ellyana Fuad, President Director PT Visa WorldwideIndonesia dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com (Bisnis.com, 1 September 2016).
Fenomena diatas seharusnya harus cepat ditanggapi oleh Garuda Indonesia, bisa dibayangkan jika ekonomi kita makin membaik, ada berapa juta orang Indonesia yang akan berlibur menggunakan pesawat terbang ? Dan berapa nilai uang yang akan masuk kedalam kantong Garuda Indonesia.
Berikut fakta saya kutip dari http://www.anna.aero
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa Indonesia adalah Market yang sangat potential. Dimana frekuensi penerbangan di Indonesia adalah yang tertinggi dibandingkan dengan negara lainnya. Bahkan beberapa negara maju seperti Jepang , Korea masih jauh dibawah kita. Namun secara ironis Posisi Garuda Indonesia dala Top 30 Airlines masih sangat rendah sekali dibandingkan dengan negara lainnya. Secara posisi masih kalah dengan armada penerbangan lainnya .
Salah satu alasan mendasar rendahnya minta menggunakan Garuda Indonesia karena saat ini masyarakat sangat “Price Sensitive”. Kotler dan Armstrong (2014, p.313) mendefinisikan harga sebagai: "... jumlah uang yang dibebankan untuk suatu produk atau jasa, atau nilai yang harus diberikan pelanggan sebagai alat tukar menggunakan produk atau jasa ". Secara sederhana harga dapat diartikan jumlah uang yang harus pembeli keluarkan untuk membayar suatu produk atau jasa.
Melakukan perjalanan dengan aman dan nyaman tentu diinginkan oleh para pengguna transportasi seperti pesawat. Selain itu, harga yang murah dan sesuai kantong pasti juga menjadi incaran. Banyak info tiket pesawatmurah yang bisa anda dapatkan dari berbagai sumber. Anda bisa melihat harga di beberapa website agen yang menyediakan informasi mengenai tiket pesawat dari berbagai maskapai penerbangan.
Saat ini, harga bukanlah unsur kunci yang paling penting dalam persaingan, tetapi masih memainkan peran penting dalam menciptakan nilai pelanggan dan membangun hubungan dengan pelanggan. Dibandingkan dengan alat-alat lain dalam konsep bauran pemasaran, harga merupakan satu-satunya alat yang dapat menghasilkan pendapatan sementara yang lain merupakan biaya. Harga juga merupakan faktor yang memiliki fleksibilitas tertinggi. (Kotler dan Armstrong, 2014).
Jika kita perhatikan pada suksesnya Armada Penerbangan di Timur Tengah adalah karena pengaruh harga. Sebagai contoh Qatar, Emirates dan Etjihad mereka sangat sering sekali memberikan penawaran harga promosi dalam setiap penerbangan mereka. Bukan hanya untuk pemesanan jauh jauh hari namun juga termasuk juga “last minutes flight.
Persepsi masyarakat mengenai Garuda adalah pasti tiketnya mahal. Hal ini disebabkan Garuda jarang melakukan promosi tiket murah, tidak seperti di Air Asia atau Lion air. Sehingga menurut saya garuda kurang memasyarakat, karena sekarang ini masyarakat berlomba mendapatkan tiket murah dan maskapai penerbangan juga berlomba lomba memberikan promosi harga tiket murah meskipun dengan kuota terbatas.
Garuda Indonesia sangat jarang sekali memberikan promosi harga, walaupun terdapat promosi tidak terlalu significant seperti penerbangan lainnya. Yang lebih mengkhawatirkan saat ini pemesanan tiket pesawat banyak didominasi oleh online tiket seperti Traveloka dan Skyscanner. Secara jelas jika kita memesan online mereka akan memperbandingkan harga tiap maskapai penerbangan dan tentunya urutan harga termurah akan ditampilkan di halaman pertama dalam urutan pencarian. Dari pengalaman “searching” tiket yang saya lakukan belum pernah sekalipun saya melihat Garuda Indonesia dalam urutan pencarian utama. Lebih banyak maskapai lain yang ditampilkan dibandingan denga Garuda.
Hal menurut saya adalah tantangan besar Garuda Indonesia, terlepas dari strategi promosi apapun Harga masih merupakan kunci utama dalam pemasaran. Jika kita hitung ada berapa juta orang Indonesia yang naik pesawat setiap tahun. Belum lagi ada jutaan wisatawan asing yang berkunjung Indonesia. Bisa dibayangkan berapa omset yang akan dimiliki Garuda jika mereka semua menggunakan maskapai ini.
Secara pribadi saya sangat cinta terhadap produk di Indonesia, di luar sana banyak rakyat Indonesia yang mempunyai pikiran yang sama dengan saya. Akan tetapi impian tersebut lenyap pada saat ketidakmampuan untuk membeli timbul. Sebagai konsumen akhirnya kita memilih kembali harga yang paling murah.
Indonesia saat ini menjadi incaran semua Investor Dunia, dengan populasi dan pertumbuhan ekonomi yang sangat baik hampir semua Investor Kelas Dunia berlomba lomba untuk masuk ke Indonesia. Beberapa strategi marketing mereka adalah dengan menempatkan orang orang Indonesia di perusahaannya. Pengalaman saya menaiki pesawat milik luar, banyak sekali terdapat Cabin Crew yang asli orang Indonesia. Menurut saya hal tersbut adalah strategi yang luar biasa karena mereka ingin menanamkan brand image Indonesia di perusahaan mereka. Kemudian jika saya cek dari menu makanan, banyak sekali maskapai yang menyediakan menu Indonesia. Hal ini adalah competitive advantage yang harus kita jadkan pelajaran, karena jangan sampai orang Indonesia berpikiran untuk merubah persepsi mereka menggunakan terbang milik maskapai asing.
Lambat laun jika Garuda Indonesia tidak berbenah diri maka hal ini akan menjadi masalah besar bagi perkembangan maskapai lainnya. Jika memang terdapat masalah dalam masalah harga, paling tidak Garuda Indonesia bisa memberikan harapan bagi rakyat Indonesia untuk terbang dengan berbagai cara misalnya :
1. Memberikan harga promo khusus penerbangan beberapa bulan kedepan, sehingga dalam hal ini Garuda mempunyai budget untuk membiayai kegiatan operasional lainnya
2. Harga promo khusus low season, sehingga timbul citra positive bagi Garuda Indonesia adalah penerbangan kualitas premium dengan harga yang terjangkau
3. Bekerjasama dengan perusahaan travel baik online maupun konvensional, memberikan paket promo perjalanan dengan harga terjangkau
4. Harga Obral Last Minutes Deal, hal ini berdasarkan pengalaman saya menaiki Garuda banyak sekali kursi kosong pada saat mengadakan perjalan tertentu, pertanyaannya kenapa tidak di promosikan sehingga bisa menarik perhatian konsumen
Sudah saatnya sekarang Garuda Berpikir mengenai strategi promosi diatas, kebanggaan terbesar bukannya predikat sebagai “the best” but the big. Pemerintah saat ini telah membangun 98 bandara, dimana 24 bandara adalah Internasional dan 74 Bandara Domestik. Dukungan potensi wilayah dan penduduk sudah dimiliki oleh Garuda sebagai Maskapai Penerbangan Indonesia tinggal bagaimana caranya Garuda bisa memanfaatkan potensi tersebut